Foto: WartaBarkas | Info: Sutrisno
Jakarta | WartaBarkas - Dua pria yang mengancam meledakkan Markas Polres Pacitan, Jawa Timur, ditangkap polisi. Salah satu pelaku diketahui sebagai residivis kasus terorisme.
Menurut Kriminolog Universitas Indonesia, Sapto Priyanto, penyebab utama seseorang menjadi residivis terorisme berkaitan erat dengan latar belakang ideologi radikal mereka.
Penyebab Residivis Terorisme, Ideologi Radikal, Residivis terorisme masih memegang teguh ideologi radikal yang membuat mereka menganggap pemerintah sebagai musuh dan menghalalkan perlawanan bersenjata.
Pemahaman Jihad yang Keliru, Mereka salah memaknai jihad sebagai perang dan menganggapnya sebagai kewajiban individu (fardu ain) karena tidak tegaknya syariat Islam di Indonesia.
Program Deradikalisasi, Sapto mendorong pemerintah menjalankan program deradikalisasi berkelanjutan, mulai dari penangkapan hingga pembebasan, dengan melibatkan masyarakat dan berbasis komunitas.
Ia juga berharap Kementerian Agama meluruskan pemahaman jihad yang keliru dalam ideologi radikal untuk mencegah munculnya teroris baru.
Kasus Residivis Terorisme di Indonesia, Pada 2023, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan 116 dari 1.036 mantan narapidana terorisme menjadi residivis, sekitar 11 persen.
Sapto menekankan bahwa efektivitas program deradikalisasi sulit diukur jika residivis menolak program tersebut.
