Foto: WartaBarkas | Info: Samsul Arifin
Surabaya | WartaBarkas - Kekecewaan mendalam dirasakan oleh orang tua peserta lomba karate tingkat Kecamatan Sawahan setelah anaknya, Baskara Setia Nusa dari SDN Banyu Urip VI, diduga tidak mendapatkan kejelasan hasil pertandingan meskipun berhasil menang dari babak penyisihan hingga final.
Perlombaan yang digelar di SDN Pakis V pada 15 Mei 2025 itu semula berlangsung lancar, namun setelah pertandingan usai, pihak panitia tidak mengumumkan hasil secara terbuka.
Poin Penting, Ketidakjelasan Hasil Pertandingan, Panitia tidak mengumumkan hasil pertandingan secara terbuka, meskipun Baskara tampil unggul di seluruh laga.
Janji Panitia, Sebelum lomba, panitia menyatakan bahwa jika Baskara menang, maka akan tetap diumumkan secara resmi dan mendapatkan trofi sebagai simbol kemenangan.
Kritik Orang Tua, Orang tua Baskara merasa kecewa karena tidak ada kejelasan tentang hasil pertandingan dan menganggap panitia tidak adil.
Penjelasan Panitia, Panitia menyampaikan bahwa Baskara dianggap tidak memenuhi syarat kelas pertandingan, namun penjelasan itu disampaikan secara sepihak tanpa transparansi dan dokumentasi yang jelas.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi panitia untuk transparan dan objektif dalam membuat keputusan.
Contoh surat keputusan penetapan pemenang lomba dapat menjadi referensi untuk memastikan keadilan dan transparansi dalam proses penilaian.
Solusi, Komunikasi yang Jelas, Panitia harus memberikan penjelasan yang jelas dan transparan tentang hasil pertandingan dan kriteria penilaian.
Dokumentasi yang Baik, Panitia harus memiliki dokumentasi yang baik tentang proses penilaian dan hasil pertandingan untuk menghindari kesalahpahaman.
Sikap Adil, Panitia harus bersikap adil dan objektif dalam membuat keputusan untuk memastikan keadilan bagi semua peserta.
Surabaya, 23 Mei 2025 – Kekecewaan mendalam dirasakan oleh orang tua peserta lomba karate tingkat Kecamatan Sawahan, setelah anaknya, Baskara Setia Nusa dari SDN Banyu Urip VI, diduga tidak mendapatkan kejelasan hasil pertandingan meskipun berhasil menang dari babak penyisihan hingga final.
Perlombaan yang digelar di SDN Pakis V pada 15 Mei 2025 itu semula berlangsung lancar. Namun setelah pertandingan usai, pihak panitia tidak mengumumkan hasil secara terbuka, khususnya terkait kemenangan Baskara. Padahal menurut pengakuan orang tua dan guru pendamping, Baskara tampil unggul di seluruh laga.
Ibu dari Baskara, yang juga menjadi perwakilan pihak sekolah, mengaku telah menanyakan langsung kepada salah satu oknum panitia sebelum perlombaan dimulai. Saat itu, panitia menyatakan bahwa jika anaknya menang, maka akan tetap diumumkan secara resmi dan mendapatkan trofi sebagai simbol kemenangan.
“Saya hanya ingin keadilan untuk anak saya. Dia sudah berjuang dan menang di setiap pertandingan. Sebelum lomba, saya sudah tanya ke panitia dan dijanjikan bahwa kalau menang, tetap akan diakui. Tapi kenyataannya tidak ada kejelasan sama sekali,” ujar sang ibu dengan nada kecewa.
Lebih lanjut, salah satu panitia justru menyampaikan bahwa Baskara dianggap tidak memenuhi syarat kelas pertandingan. Namun penjelasan itu disampaikan secara sepihak tanpa transparansi dan dokumentasi yang jelas.
Pernyataan tersebut menambah ketegangan, karena dianggap mencederai semangat sportivitas.
Guru karate yang melatih Baskara pun ikut turun tangan membantu meminta kejelasan kepada pihak panitia. Mereka menilai bahwa keputusan tersebut sangat disayangkan, apalagi dalam konteks pembinaan mental dan semangat juang pelajar di usia dini.
“Kami dari ibu Baskara hanya ingin ada kejelasan dan sikap adil dari panitia. Jangan sampai anak-anak dididik untuk bertanding, tapi tidak diajarkan nilai kejujuran dan penghargaan atas usaha mereka,” tegas ibu baskara.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak panitia lomba karate Kecamatan Sawahan terkait hasil pertandingan dan polemik yang mencuat ke publik.