Ticker

6/recent/ticker-posts

Hujan Deras Mengguyur Daerah Kawasan Darmo, Tembok Tanggul Sungai Banyu Urip Jebol, Ini Penyebab Surabaya

Media Informasi Online
Foto: WartaBarkas | Info: Sutrisno

Surabaya | WartaBarkas - Hujan deras menyebabkan banjir di kawasan Mayjend Sungkono Surabaya. Selain itu, tembok tanggul di Sungai Banyu Urip, Jalan Kembang Kuning jebol.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut, curah hujan yang mengguyur Surabaya, Jumat (28/4/2023) memang tinggi. Namun, dia tak mau menyalahkan hujan.

"Kalau dari BMKG (curah hujan) memang luar biasa. Tapi catatan saya, apapun hujan tinggi, tidak boleh kalimat pemerintah mengatakan karena hujan. Pemerintah diberikan ilmu untuk menyelesaikan permasalahan, karena itu saat membuat tampungan, membuat saluran gunakan perhitungan yang paling maksimal," sebut Eri.
Eri memaparkan, hujan deras mengguyur daerah hulu atau kawasan Darmo yang kondisi geografisnya lebih tinggi. Semua air kemudian menuju ke satu titik yakni ke kawasan Mayjend Sungkono. Di Mayjend Sungkono, saluran air kemudian pecah menjadi dua, ke Utara menuju Kembang Kuning dan Selatan ke kawasan Ciputra World atau Kupang Indah. "Yang di atas ketika hujan deras itu kan tinggi, kayak dilempar air kan ke bawah. Sehingga di Utara, karena perbaikan yang Utara itu yang untuk saluran irigasi itu, saluran box culvert itu kan baru tahun ini (dibangun)," papar Eri.

Saking derasnya air dari atas, tembok tanggul yang ada di Sungai Banyu Urip pun jebol sekitar 20 km. Saat itu, Eri mengambil langkah cepat. Dia langsung meminta agar pintu air yang mengarah ke Banyu Urip segera ditutup. Jika tidak, maka tembok tanggul yang jebol bisa semakin luas dan bisa mengancam permukiman warga. "Sehingga saya harus ambil keputusan untuk membuang air ke arah Mayjend Sungkono, arus lalu lintas kita arahkan dulu ke Dukuh Kupang. Kalau itu (menutup pintu air) tidak kami ambil, yang kena malah rumah-rumah warga," tambah Eri.
Eri melanjutkan, dulu di wilayah atas atau kawasan Darmo tidak ada perumahan. Saat perumahan dibangun, tidak diimbangi dengan pembangunan bozem. "Ya mohon maaf, dulu kan mendirikan perumahan tidak ada bozem, tapi ketika saya jadi (kepala dinas) Cipta Karya baru saya sarankan ada bozem. Nggak mungkin perumahan tidak ada tampungan air, langsung dibuang ke saluran air, masyarakat yang susah," kata Eri. "Lalu 2019, perumahan-perumahan baru itu harus ada bozemnya. Harus ditampung dulu di atas baru dibuang pelan-pelan ke bawah, itu baru saya syaratkan, kalau dulu-dulu nggak ada persyaratan itu," sambungnya.

Eri menyebut bahwa ketika hujan deras, genangan memang berpotensi muncul. Sebab, air akan antre untuk masuk ke saluran dan sungai. "Surabaya meskipun hujan deras dan ada banjir atau genangan pasti langsung surut ketika hujan mulai reda. Tapi, 30 menit pasti langsung surut. Tapi saya tidak ingin ada banjir atau genangan meskipun cuma 30 menit," tukas Eri.

Sementara itu, Kepala DSDABM SurabayaLilikArjanto juga menyebut bahwa tingginya debit air hujan menyebabkan dinding pelalapis tembok tanggul tak kuat dan jebol. Dia mengakui bahwa tembok tanggul itu memang perlu diperbaiki. "Sebenarnya semua tanggul perlu dicek juga kondisinya agar tidak terjadi kerusakan kalau debit tinggi. Yang menjadi atensi tanggul Kali Lamong karena dampaknya cukup besar kalau terjadi kerusakan dan tanggul lainnya. Termasuk yang masih berupa saluran irigasi Gunung Sari, tanggul yang disekitaran Kali Makmur," sebut Lilik.

Dia memastikan bahwa seluruh tanggul akan dicek sebelum ada kerusakan. "Kami punya satgas untuk penanganan, nggak perlu nunggu langsung ditangani jika ada kerusakan insidentil," tegasnya.